GUDANGMRF.COM

Materi Jaringan Komputer

IP Address
IP Address merupakan alamat atau identitas numeric /nomor unik yang diberikan kepada sebuah perangkat jaringan agar dapat berkomunikasi dengan perangkat jaringan lainnya.
Badan yang mengatur pemberian IP Address & mengkoordinasikan DNS serta pendelegasian nama domain Internet di seluruh dunia adalah Internet Assigned Number Authority / IANA (http://www.iana.org) Pemberian IP Address dibagi menjadi berdasarkan daerah (regional) masing-masing dan disebut dengan Regional Internet Registries (RIR)
Nama RIR
Regional
ARIN (http://www.arin.net)
Amerika Utara dan sub share Afrika
APNIC (http://www.apnic.net)
Asia Pasific
LACNIC (http://www.lacnic.net)
Amerika Selatan & Pusat
NCC (http://www.ripe.net)
wilayah Eropa & Afrika Utara



secara pengelola lokal (negara) yang disebut NIR.
Nama NIR
Negara
APJII (http://www.apjii.or.id)
Indonesia
CNNIC (http://www.cnnic.net.cn)
Cina
JPNIC (http://www.nic.ad.jp)
Jepang
KRNIC (http://nic.or.id)
Korea
TWNIC (http://www.twnic.net)
Taiwan
VNNIC (http://www.vnnic.net.vn)
Vietnam

Berdasarkan binernya, IP Address dibagi menjadi 2:
a)   IP Address Versi 4 (IPv4)
b)   IP Address Versi 6 (IPv6)

Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4
Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.1.128.
IP IP Address terdiri dari 4 Blok, setiap Blok di isi oleh angka 0 – 255. Contoh IP Address seperti 192.168.100.1 , 10.57.38.223 , ini adalah IPv4.  IP Address Memiliki 2 bagian, yaitu Network ID dan Host ID
contoh 192.168.100.1
secara default Net ID nya adalah 192.168.100 dan Host ID nya adalah 1,
agar komputer bisa saling terhubung , IP yang digunakan Net ID nya harus sama, dan Host ID nya harus berbeda.
Agar mudah dimengerti, Net ID adalah nama jalan dan Host ID adalah nomor Rumah, jadi Jln. Diponegoro No 3 , jika nama jalan dari beberapa orang sama, maka nomor rumah mereka tidak mungkin sama.

      Jenis-jenis alamat IPv4
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
a.   Alamat Unicast,
merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
b.   Alamat Broadcast,
merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
c.   Alamat Multicast,
merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.


Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Penggunaan sebuah subnet sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakannetwork identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
a.   Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
b.   Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
c.   Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakanTCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
1)    Notasi Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik.
Kelas Alamat
Subnetmask
Binner
Desimal
Kelas A
11111111.00000000.00000000.00000000
255.0.0.0
Kelas B
11111111.11111111.00000000.00000000
255.255.0.0
Kelas B
11111111.11111111.11111111.00000000
255.255.255.0

Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). 
Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut :
138.96.58.0, 255.255.255.0
2)   Notasi Panjang Prefiks Jaringan
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR) Formatnya adalah sebagai berikut:
Kelas Alamat
Subnetmask
Desimal
Prefix lenght
Kelas A
255.0.0.0
/8
Kelas B
255.255.0.0
/16
Kelas B
255.255.255.0
/24

Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.


1.     Classfull
Classful secara sederhana dapat diartikan "dengan kelas" atau "menggunakan kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classful dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP berdasarkan kelas". Dalam RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel.
Kelas Alamat IP
Oktet Pertama
Digunakan
Desimal
Biner
Kelas A
1 s/d 127
0xxx xxxx
Jaringan Skala Besar
Kelas B
128 s/d 191
10xx xxxx
Jaringan skala menengah hingga skala besar
Kelas C
192 s/d 223
110x xxxx
Jaringan skala kecil
Kelas D
224 s/d 239
1110 xxxx
Alamat multicast
Kelas E
240 s/d 255
1111 xxxx
Alamat percobaan

Pengalamatan dengan metode ini ada pada pengalamatan IPv4 yang dibagi menjadi kelas A, B, C, D, dan E. Pengalokasian host pada jaringan dengan menggunakan sebuah subnet mask yang sama, biasanya menggunakan protocol RIPv1 dan IGRP, dimana protocol ini tidak mempunyai field   untuk menyimpan informasi subnet sehingga informasi-informasi subnet tidak dikirimkan.
Dalam pengalamatan IP Address terdapat dua metode yang sering digunakan yaitu classful dan classless. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan di antara keduanya.

2.     Classless
Classless secara sederhana dapat diartikan "tanpa kelas" atau "tidak menggunakan kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classless dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP tanpa mengenal kelas" dengan cara menggunakan Classless-Inter Domain Rouing (CIDR) atau juga dapat dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format pengalamatannya adalah dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP kemudian diikuti dengan variabel panjang prefiks. Pengalokasian host/IP yang dapat menggunakan subnet mask yang berbeda, yang didukung oleh routing protocol (RIPv2, OSPF, dan EIGRP) yang dapat memberikan informasi subnet, sehingga dapat menghemat sejumlah alamat host/IP.
Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga dengan Network Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Contoh: 192.168.0.0/24

CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP Addressing dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ), namun sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR. Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IPAddress yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR),metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagainetwork prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yangdigunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkanpada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif.Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidakberkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
Notasi slash seringkali digunakan dalam classless addressing yang dikenal sebagai notasi CIDR (classless inter-domain routing). Sebelumbnya diketahui bahwa mask tersusun atas sejumlah bit 1 diikuti oleh sejumlah bit 0.


Subnetting
Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumkah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit. Subnetting merupakan teknik untuk membagi atau memecah atau bahkan untuk memotong blok IP address IPv4 pada kelas A,B, dan C menjadi blok IP address yang lebih kecil. Subnetting juga merupakan pembagian sebuah jaringan ke dalam beberapa sub jaringan (sub-network = subnet) yang lebih kecil dimana masing-masing memiliki alamatnya sendiri. Secara umum terdapat beberapa tujuan dari melakukan subnetting, yaitu:
·        Untuk mengefisienkan jumlah host dalam jaringan kecil dimana jumlah hostnya tidak sampai 254 buah.
·        Untuk mengurangi kepadatan lalu lintas jalur data pada jaringan besar yang jumlah hostnya hampir mencapai 254 atau bahkan lebih dengan cara membaginya menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil yang kemudian dihubungkan dengan perangkat router.
·        Untuk memotong jumlah host yang dapat terhubung ke jaringan dengan alasan keamanan.
Teknik subneting dapat diterapkan pada IP Kelas A, B dan C
Latihan
a.   Subneting Kelas A
soal untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisis:
10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet mask/16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Perhitungan:
a)    Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
b)    Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
c)     Blok Subnet = 256 - 255 = 1 sehingga subnet lengkapnya 0,1,2 dan seterusnya.
d)    Alamat host dan broadcast yang valid
Subnet
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
10.0.0.0
10.0.0.1
10.0.255.254
10.0.255.255
10.1.0.0
10.1.0.1
10.1.255.254
10.1.255.255
10.2.0.0
10.2.0.1
10.2.255.254
10.2.255.255
10.254.0.0
10.254.0.1
10.254.255.254
10.255.255.255

b.   Subneting kelas B
Contoh 1 : network address 172.16.0.0/18
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnetmask/18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Perhitungan:
a)   Jumlah Subnet = 2x
Saat x adalah banyaknya binary 1 pada 2 octet sehingga jumlah subnetnya 22 = 4 subnet.
b)   Jumlah Host per Subnet = 2y – 2
Saat y adalah kebalikan dari x, yaitu banyaknya binary 0 pada 2 octet terakhir sehingga jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host.
c)   Blok subnet = 256 – 192 = 64
Subnet berikutnya adalah 64+64=128 dan 128+64=192 sehingga subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.
d)    Alamat host dan broadcast yang valid
Subnet
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
172.16.0.0
172.16.0.1
172.16.63.254
172.16.63.255
172.16.64.0
172.16.64.1
172.16.127.254
172.16.127.255
172.16.128.0
172.16.128.1
172.16.191.254
172.16.191.255
172.16.192.0
172.16.192.1
172.16.255.254
172.16.255.255

c.   Subneting kelas C
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah Network Address 192.168.1.0/26.
Analisis:
192.168.1.0 berarti kelas C, dengan Subnetmask/26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Perhitungan:
Pertanyaan akan terpusat di 4 hal, yaitu jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host, dan broadcast yang valid.
Penyelesainnya seperti berikut ini:
a)   Jumlah subnet = 2x
Saat x adalah banyaknya binary 1 pada octet terakhir Subnet mask (2 octet terakhir untuk kelas B dan 3 octet terakhir untuk kelas A) sehingga jumlah subnet adalah 22 = 4 subnet.
b)   Jumlah Host per Subnet = 2y – 2
Saat y adalah kebalikan dari x, yaitu banyaknya binary 0 pada octet terakhir subnet sehingga jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host.
c)   Blok Subnet = 256 – 192
Nilai octet terakhir subnetmask = 64. Subnet berikutnya adalah 64+64=128, dan 128+64=192. Sehingga subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.
d)   Tabel host dan subnet valid dengan catatan host pertama adalah 1 angka subnet dan broadcast adalah 1 angka sebelum angka berikut:
Subnet
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
192.168.1.0
192.168.1.1
192.168.1.62
192.168.1.63
192.168.1.64
192.168.1.65
192.168.1.126
192.168.1.127
192.168.1.128
192.168.1.129
192.168.1.190
192.168.1.191
192.168.1.192
192.168.1.193
192.168.1.254
192.168.1.255


0 Response to "Materi Jaringan Komputer "

Post a Comment

Silahkan Kirim Komentas yang membangun,,,tidak mengandung SARA

Postingan Populer

Contact Form

Name

Email *

Message *

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Template Blogger Terbaik Rekomendasi

Iklan Bawah Artikel